SIMAKBERITA.COM- Pengakuan Raja di Indonesia kini semakin panas diperbincangkan publik.
Seperti yang sudah beredar di media sosial, kemunculan kerajaan-kerajaan baru di Indonesia menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia, yakni kemunculan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire.
Saat ini, Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat sudah diamankan pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut terkait dengan dugaan penipuan Pasal 14 UU No. 1/1946 karena dinilai meresahkan publik.
Tidak lama setelah itu, kembali muncul Sunda Empire yang menyatakan akan memperbaiki sistem dunia, artinya bukan saja sistem Indonesia.
Sejauh ini, perkembangan Sunda Empire masih diamati oleh pihak kepolisian terkait dengan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh petinggi Sunda Empire di tayangan televisi, kemungkinan jika terbukti terdindikasi adanya pembohongan publik, kepolisian akan menindaklanjuti hal tersebut agar publik tidak merasa resah terhadap kemunculan kerajaan-kerajaan baru.
Ternyata isu yang masih hangat itu juga berdampak terhadap Bali, dengan munculnya organisasi yang mempertanyakan keabsahan Raja Majapahit Bali saat ini, bahkan permasalahan ini sudah disampaikan ke Polda Bali untuk menjadi perhatian.
Menyikapi hal tersebut, Sindhu Gautama sebagai salah satu Pemuda Hebat Kemenpora RI ikut bersuara untuk memberikan saran kepada tokoh-tokoh Bali, khususnya kepada organisasi-organisasi yang saat ini sedang beradu argumen menyampaikan kebenaran yang dianggap konsekuen oleh masing-masing organisasi.
Menurutnya, lebih baik tokoh-tokoh Hindu bersatu untuk kebaikan Hindu kedepannya, tentunya keharmonisan umat Hindu Indonesia.
“Saya sendiri sebagai generasi muda Bali sangat prihatin melihat tokoh-tokoh Bali saling adu jotos di dapur sendiri, lebih baik energi ini digunakan untuk kepentingan Hindu yang lebih besar. Jika kita inventaris, permasalahan umat Hindu sendiri masih banyak yang harus diselesaikan, bukan saja di Bali, di Jawa, dan di Kalimantan saya rasa masih banyak umat Hindu yang perlu diperhatikan, jadi buat apa adu jotos jika umat kita sendiri tidak tersentuh,’’ ungkap Sindhu Gautama yang juga merupakan mantan pengurus inti Pimpinan Daerah KMHDI Jawa Timur.
Ia menjelaskan, dilihat dari kacamata politik, hal ini tentu dapat diduga membukakan pintu penilaian masyarakat Bali terhadap tokoh-tokoh Bali yang saling adu jotos sebagai kepentingan politik, tetapi itu hanya dugaan bukan tuduhan.
“Masalah Hindu di Indonesia itu masih berceceran, seperti halnya di Kalimantan Selatan. Jika memang berkata berjuang untuk Hindu mari save energi dan hal-hal yang dapat merugikan Hindu lebih baik dihindari,” ujar Sindhu.
Jangan sampai dengan keadaan Indonesia saat ini, lanjutnya, ada orang yang malah memanfaatkan momen ini untuk mengadu domba tokoh-tokoh Bali yang akhirnya berujung gesekan antar umat itu sendiri.