SIMAKBERITA COM, JAKARTA – Sebagai organisasi kaderisasi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) secara terus-menerus melakukan masa penerimaan anggota baru (MAPABA) setiap ajaran baru di Perguruan Tinggi (PT).
Kali ini adalah giliran PMII Komisariat Universitas Mercu Buana (UMB) menggelar MAPABA. Kegiatan dimulai 29 November – 01 Desember 2019 dan dibuka langsung oleh Ketua PMII Cabang Jakarta Barat Sahabat Ulul Azmi, sabtu (30/11/2019).
Ketua PMII Cabang Jakarta Barat dalam sembutannya menyampaikan Harapannya bahwa semoga PMII Komisariat UMB terus eksis dengan konsisten dalam menggelar kaderisasi lewat MAPABA.
Dimas Maulana selaku Ketua PMII Komisariat UMB melaporkan bahwa Kegiatan yang digelar di Gedung Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII Jalan Joe No. 90 Jakarta Selatan diikuti oleh 14 peserta yang didominasi oleh Mahasiswa Sistem Informasi, teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMB.
“Materi pertama dalam MAPABA ke-3 adalah Analisis Sosial yang dibawakan oleh Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Sahabat Muhammad Aras Prabowo,S.E.,M.Ak.,” lanjut Dimas.
Dalam kesempatan yang sama, Sahabat Hardi selaku Ketua 2 PMII Cabang Jakarta Barat yang menjadi moderator dalam pembawaan meteri oleh narasumber Sahabat Muhammad Aras Prabowo mengungkapkan bahwa ujuan dari materi Analisis Sosial agar peserta MAPABA mampu mengidentifikasi masalah sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, hingga mampu menganalisis dan merumuskan jalan keluar atas masalah sosial.
Muhammad Aras Prabowo dalam materinya menyampaikan bahwa pemahaman terhadap Analisis Sosial oleh kader PMII akan meningkatkan konstribusi PMII dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan, seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran hingga radikalisme.
“Filosofi pergerakan dalam PMII merupakan nilai yang harus dikolaborasikan dengan Analisis Sosial, agar setiap persoalan bisa didampingi oleh kader PMII dengan langkah-langkah yang sistematis dan terukur”, jelas MAP sapaan Dosen UNUSIA ini.
“Kemudian sinergisitas antar mahasiswa berasal dari berbagai latar belakang jurusan yang berbeda-beda, dipandang oleh dosen yang mengambil matakuliah akuntansi ini adalah hal yang harus digalangkan. Agar banyak alternatif solusi setiap memecahkan persoalan sosial dalam masyarakat, tutup Dosen penulis buku Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis”.