SIMAKBERITA.COM, GOWA – Pada tahun 2019, Kaiciid Fellows Network (KFN) Indonesia bekerja sama dengan KAICIID Austria untuk mengarusutamakan Dialog Antar Agama untuk Perdamaian di Indonesia.
Untuk menyukseskan inisiatif tersebut, KFN Indonesia menggandeng Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Cerdas (YPMIC) turut serta berpartisipasi dalam pengarusutamaan Dialog Antar Agama untuk perdamaian di Indonesia.
Salah satu program yang akan dilakukan adalah Camping Perdamaian: Perjalanan Antar Agama dan Budaya Malino 2020 sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kohesi sosial dalam masyarakat yang terpolarisasi.
Dipilihnya Malino sebagai lokasi pelatihan karena Malino adalah ikon lokasi konferensi dan negosiasi dalam sejarah, baik di era kolonial maupun era revolusi kemerdekaan, bahkan hingga sekarang ini.
Berlokasi di Sulawesi Selatan, Malino dikenal sebagai kota perdamaian, karena secara historis, konflik etnis di Poso menyebabkan ribuan orang menderita dan kehilangan ribuan orang yang tidak berdosa. Konflik ini akhirnya dapat terselesaikan melalui Piagam Malino I pada tahun 2001.
Kemudian, pada tahun 2002, konflik Ambon juga dapat diselesaikan melalui negosiasi damai di Malino. Piagam Malino II dianggap sebagai babak akhir dari konflik Ambon, di mana banyak peneliti perdamaian menganggap konflik Ambon sebagai proses transformasi perdamaian dengan mengintegrasikan dimensi budaya yang sudah ada.
Selain dikenal dengan kota damai, Malino juga merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Sulawesi Selatan yang menawarkan keanekaragaman budaya serta keragaman agama.
Inilah yang menjadikan Malino tempat yang penuh sejarah dan sarat makna, yaitu bagaimana menjaga perdamaian sehingga bisa menjadi kekuatan di mana para peserta dapat merasakan dan belajar tentang toleransi dan keberagaman.
Menurut Ridwan al-Makassary, Koordinator Program KFN Indonesia untuk program di Makassar, kegiatan camping ini dirancang untuk membangun interaksi kehidupan di antara komunitas yang beragam dan memberi kesempatan untuk memahami persamaan dan perbedaan di antara mereka.
“Selama perjalanan, disajikan sesi dialog ringan mengenai dialog antara agama dan antar budaya,” ujar Ridwan.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan ini akan menciptakan pola interaksi antar penganut agama yang berbeda. Misalnya, selama perjalanan, para peserta akan duduk berdampingan dengan penganut agama yang berbeda.
“Demikian juga selama camping, para peserta akan ditempatkan dengan peserta yang berbeda agama,” kata Ridwan.
Nurhidayah, Ketua Panitia dari YPMCI dan juga fasilitator Camping Damai KFN Indonesia menyampaikan, tempat-tempat yang dipilih untuk dikunjungi pada kegiatan ini adalah pusat-pusat keagamaan yang umumnya dikenal sebagai simbol perdamaian, keanekaragaman budaya, dan toleransi agama, yang diharapkan pada kunjungan ini akan meningkatkan semangat peserta dalam menyebar misi perdamaian.
“Peserta juga akan mendapatkan materi tentang Dialog Antar Agama dan Dialog antar Budaya dari tim fasilitator KFN Indonesia,” sebut Nurhidayah.
Kegiatan ini sendiri akan dilaksanakan pada hari Selasa- Rabu, 10-11 Maret 2020 di Kota Makassar dan Malino.